1. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka hadir sebagai inovasi baru di Indonesia dengan memberi keleluasaan bagi siswa memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakat mereka. Sistem ini dianggap lebih relevan dengan kebutuhan zaman, karena tidak hanya menekankan hafalan, tetapi juga pengembangan kreativitas, karakter, dan keterampilan abad 21. Dengan kurikulum ini, guru berperan sebagai fasilitator yang mendampingi siswa menemukan potensi terbaiknya. Uniknya, sistem ini mirip dengan pola perkuliahan di universitas, tetapi diterapkan sejak jenjang sekolah menengah. Tujuannya agar anak lebih siap menghadapi masa depan, baik untuk kuliah maupun dunia kerja.
2. Sekolah Berbasis Pesantren
Selain sekolah formal umum, Indonesia memiliki sistem pendidikan berbasis pesantren yang memadukan pelajaran umum dengan ilmu agama. Model ini banyak ditemui di berbagai daerah, terutama di Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. Siswa tidak hanya belajar ilmu pengetahuan modern, tetapi juga memperdalam nilai-nilai keagamaan, bahkan tinggal di asrama dengan pembinaan karakter yang kuat. Pesantren dianggap unik karena menjadi ciri khas pendidikan Islam di Indonesia yang berbeda dari negara lain. Selain menghasilkan lulusan yang berilmu, pesantren juga menekankan akhlak, kemandirian, serta kemampuan sosial yang tinggi.
3. Program Indonesia Pintar (PIP)
Untuk memperluas akses pendidikan, pemerintah meluncurkan Program Indonesia Pintar (PIP) yang memberikan bantuan dana bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Dana tersebut langsung disalurkan ke rekening siswa, sehingga lebih transparan dan tepat sasaran. Program ini tidak hanya membantu membayar biaya sekolah, tetapi juga bisa digunakan untuk membeli perlengkapan belajar. Keunikan PIP terletak pada cara penyalurannya yang langsung ke siswa, bukan melalui sekolah. Dengan cara ini, siswa memiliki kendali lebih besar dalam memenuhi kebutuhannya. Program ini menjadi salah satu upaya nyata untuk menekan angka putus sekolah di Indonesia.
4. Ujian Nasional Dihapus
Selama bertahun-tahun, Ujian Nasional (UN) menjadi momok bagi siswa karena menentukan kelulusan. Namun sejak 2020, UN resmi dihapus dan digantikan oleh Asesmen Nasional. Perubahan ini menandai pergeseran paradigma pendidikan, dari penilaian berbasis angka ke penilaian berbasis kompetensi. Asesmen Nasional mengukur literasi, numerasi, dan karakter siswa, sekaligus kualitas sekolah. Dengan demikian, siswa tidak lagi terbebani ujian yang menentukan nasib hanya dalam beberapa hari. Keunikan sistem ini adalah fokusnya pada perbaikan kualitas pendidikan secara menyeluruh, bukan hanya menilai individu. link spaceman88
5. Bahasa Daerah di SD
Indonesia kaya akan keragaman bahasa daerah. Untuk menjaga warisan budaya sekaligus mempermudah anak memahami pelajaran, pemerintah mendorong penggunaan bahasa ibu di kelas awal SD. Guru dianjurkan mengajar dengan bahasa daerah setempat sebelum beralih penuh ke bahasa Indonesia. Hal ini membuat siswa lebih nyaman belajar, terutama yang belum fasih berbahasa Indonesia. Keunikan praktik ini adalah fungsi ganda: melestarikan bahasa daerah sekaligus menjadi jembatan transisi ke bahasa nasional. Dengan cara ini, pendidikan tetap inklusif dan sesuai dengan konteks lokal, tanpa mengabaikan identitas bangsa.
Pendidikan di Luar Negeri
1. Finlandia – Tanpa PR dan Ujian Nasional
Finlandia sering disebut sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Salah satu rahasianya adalah tidak adanya pekerjaan rumah (PR) yang menumpuk dan ketiadaan ujian nasional. Anak-anak di Finlandia didorong belajar dengan santai, sesuai minat, dan tanpa tekanan berlebihan. Sekolah lebih menekankan kebahagiaan, kreativitas, serta keterampilan hidup. Guru juga memiliki kebebasan merancang metode pengajaran yang sesuai kebutuhan siswa. Keunikan sistem Finlandia adalah hasilnya tetap luar biasa, dengan skor pendidikan tinggi di tingkat global. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan tidak selalu harus identik dengan beban dan tekanan.
2. Jepang – Pendidikan Karakter & Disiplin
Di Jepang, pendidikan tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pembentukan karakter, etika, dan kedisiplinan. Sejak sekolah dasar, siswa diajarkan untuk membersihkan kelas, mengelola sampah, dan menghormati orang lain. Tidak ada petugas kebersihan di sekolah karena anak-anak bertanggung jawab menjaga lingkungannya sendiri. Hal ini menumbuhkan rasa tanggung jawab, kemandirian, dan kebersamaan sejak dini. Keunikan sistem Jepang adalah kombinasi antara ilmu pengetahuan modern dengan tradisi budaya yang kuat. Hasilnya, lulusan Jepang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki sikap kerja keras, disiplin, dan sopan santun yang luar biasa.
3. Amerika Serikat – Fleksibilitas Pilihan Pelajaran
Sekolah menengah di Amerika Serikat menawarkan fleksibilitas tinggi dalam pemilihan mata pelajaran. Selain pelajaran inti seperti matematika, sains, dan bahasa, siswa bisa memilih electives sesuai minat, misalnya seni, musik, teater, fotografi, bahkan olahraga modern seperti e-sports. Sistem ini memungkinkan siswa mengembangkan potensi uniknya sejak dini. Keunikan sistem Amerika adalah keberagaman pilihan yang luas, sehingga setiap anak bisa menemukan jalannya sendiri. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya dipersiapkan untuk kuliah, tetapi juga diarahkan untuk menemukan passion yang bisa menjadi karier di masa depan.
4. Jerman – Sistem Dual Pendidikan
Jerman dikenal dengan sistem “dual education”, yaitu kombinasi antara belajar teori di sekolah dan praktik langsung di perusahaan. Sejak remaja, siswa bisa menjalani magang sesuai bidang yang dipelajari. Dengan begitu, mereka tidak hanya memiliki pengetahuan akademis, tetapi juga pengalaman kerja nyata. Sistem ini sangat dihargai dunia industri karena menghasilkan lulusan yang siap pakai. Keunikannya terletak pada sinergi kuat antara sekolah dan perusahaan, sehingga pendidikan benar-benar selaras dengan kebutuhan lapangan kerja. Tidak heran jika angka pengangguran muda di Jerman tergolong rendah.
5. Singapura – Pendidikan Teknologi Tinggi
Sebagai negara maju di Asia Tenggara, Singapura memiliki sistem pendidikan berbasis teknologi tinggi. Sekolah-sekolah di sana sudah terbiasa menggunakan perangkat digital, sistem pembelajaran daring, hingga laboratorium canggih yang mendukung riset. Kurikulum juga dirancang untuk menyiapkan siswa menghadapi tantangan global, dengan fokus pada STEM (sains, teknologi, engineering, dan matematika). Keunikan pendidikan Singapura adalah integrasi teknologi dengan pembelajaran sehari-hari, sehingga siswa terbiasa berpikir kritis dan inovatif. Hal ini menjadikan Singapura salah satu pusat inovasi dan sumber daya manusia unggul di kawasan Asia.