Guru Ini Rela Tempuh Belasan Kilometer Demi Mengajar di Pedalaman!
Di tengah keterbatasan akses dan medan yang sulit, masih ada sosok guru yang mengabdikan diri sepenuh hati demi masa depan anak-anak bandito di daerah terpencil. Setiap pagi, ia menempuh belasan kilometer melewati jalan setapak, sungai kecil, dan bukit terjal hanya untuk sampai di sekolah sederhana yang jauh dari pusat kota. Semangatnya menjadi bukti nyata bahwa pendidikan sejati lahir dari dedikasi, bukan fasilitas.
Perjuangan Guru di Tengah Keterpencilan
Mengajar di pedalaman bukan hanya soal menyampaikan pelajaran, tetapi juga menghadapi tantangan fisik dan mental setiap hari. Dengan sarana transportasi terbatas, guru ini berjalan kaki atau naik sepeda motor tua melintasi jalanan yang tidak selalu bersahabat. Semua itu dilakukan tanpa mengeluh, karena yang ada di benaknya hanya satu: memastikan anak-anak tetap belajar.
Baca juga: Cerita Menginspirasi Pengajar yang Bangun Sekolah Sendirian dari Nol
Ia kerap membawa sendiri alat peraga, buku tambahan, bahkan makanan ringan untuk murid-muridnya agar mereka tetap semangat belajar. Kehadirannya bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai motivator, teman, dan bahkan orang tua kedua bagi anak-anak di sana.
-
Berangkat subuh dan menempuh jarak 15 km demi mengajar
-
Membiayai kebutuhan alat tulis murid dari kantong pribadi
-
Melakukan kunjungan ke rumah siswa yang sering absen
-
Menyusun materi kreatif agar murid tak bosan meski fasilitas terbatas
-
Menginspirasi banyak orang lewat dedikasinya di media lokal
Keteladanan seperti ini layak mendapat perhatian luas. Bukan sekadar kisah perjuangan, tapi juga gambaran nyata bahwa perubahan besar dalam dunia pendidikan bisa dimulai dari satu orang yang bersungguh-sungguh. Sosok seperti guru ini mengingatkan kita bahwa akses pendidikan harus terus diperjuangkan, terutama bagi mereka yang berada di ujung terluar negeri.